TANJUNG REDEB, HARAPANPOST.COM – Kabupaten Berau mencatatkan inflasi tertinggi di Kalimantan Timur pada Juli 2024, dengan angka 3,67 persen dan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,52.
Meski mengalami sedikit penurunan pada September 2024 menjadi 3,34 persen, kondisi ini tetap mengundang keprihatinan dari kalangan legislatif.
Anggota DPRD Berau, Oktavia, mengungkapkan keresahannya terhadap lonjakan inflasi yang signifikan, terutama di sektor vital.
“Kenaikan inflasi sangat mengkhawatirkan, khususnya di sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 4,67 persen, serta sektor kesehatan yang melonjak hingga 5,57 persen,” ujar politikus Partai NasDem tersebut.
Menurut Oktavia, kelompok masyarakat menengah ke bawah menjadi pihak yang paling terdampak dari kondisi ini.
“Kenaikan di sektor makanan dan kesehatan sangat dirasakan oleh masyarakat. Ini menjadi beban besar bagi mereka yang memiliki daya beli terbatas,” tegasnya.
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, legislator yang akrab disapa Okta ini mendorong Pemkab Berau untuk mengambil langkah konkret. Ia menyarankan beberapa solusi jangka pendek dan panjang, diantaranya:
• Pemantauan harga pasar secara intensif
• Pelaksanaan operasi pasar secara berkala
• Penguatan sektor pertanian lokal
• Pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan produksi dalam negeri
• Koordinasi intensif dengan BPS dan stakeholder terkait
“Pemkab Berau harus segera merumuskan kebijakan yang tepat sasaran. Dukungan dari segala pihak sangat diperlukan untuk menekan angka inflasi di Bumi Batiwakkal,” pungkas Oktavia.
Berdasarkan data BPS, tingginya angka inflasi di Berau menjadi catatan penting mengingat dampaknya yang signifikan terhadap daya beli masyarakat, terutama untuk kebutuhan pokok dan layanan kesehatan. (Irfan/Rdk/ADV)