banner 1024x768
BerauBeritaDPRD BerauEkonomi

Sutami Dukung Pengaktifan Kembali Pelabuhan Teluk Sulaiman, Strategi Ketahanan Pangan dan Konektivitas Wilayah

×

Sutami Dukung Pengaktifan Kembali Pelabuhan Teluk Sulaiman, Strategi Ketahanan Pangan dan Konektivitas Wilayah

Sebarkan artikel ini

BERAU, HARAPANPOST.COM – Anggota DPRD Berau, Sutami, menegaskan dukungannya terhadap pengaktifan kembali Pelabuhan di Dermaga Teluk Sulaiman, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau. Pelabuhan ini direncanakan akan melayani rute angkutan barang dan penumpang dengan tujuan Parepare, Sulawesi Selatan, yang dinilai akan memberikan dampak ekonomi serta memperkuat konektivitas antarwilayah melalui jalur laut.

Menurutnya, reaktivasi pelabuhan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai strategi pembangunan ekonomi berbasis maritim. Dengan kembali beroperasinya pelabuhan, distribusi barang, terutama bahan pokok, akan lebih lancar dan terjangkau. Hal ini menjadi penting bagi daerah yang bergantung pada suplai logistik dari luar daerah.

“Kami mendukung upaya ini, meskipun masih dalam tahap perintisan. Yang terpenting adalah memastikan bahan pokok, seperti beras, dapat masuk ke sana terlebih dahulu. Jadi, selain aspek konektivitas dan mobilitas barang, kita juga harus memastikan bahwa pasokan pangan tetap stabil, termasuk yang dikonsumsi oleh Presiden Prabowo dalam kebijakan ketahanan pangannya,” ujar Sutami.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengaktifan kembali pelabuhan ini tidak hanya bertujuan untuk mendatangkan komoditas dari luar, seperti dari Palu atau daerah lain di Sulawesi, tetapi juga membuka peluang bagi Berau untuk menjadi daerah pengirim bahan pangan ke wilayah lain, termasuk ke kawasan industri yang tengah dikembangkan.

“Langkah ini bukan sekadar wacana, melainkan sebuah visi jangka panjang, di mana Kawasan Industri dan Pangan Indonesia (KIPI) nantinya mampu menopang kebutuhan satu kabupaten secara mandiri. Jika kita sudah memiliki kesiapan dalam suplai sayur, ikan, hasil peternakan, dan berbagai kebutuhan pangan lainnya, maka kita bisa menjadi penyedia utama bagi wilayah lain yang membutuhkan,” jelasnya.

Sutami juga mengingatkan pentingnya keseimbangan dalam distribusi manfaat pembangunan. Ia menegaskan bahwa jangan sampai hanya daerah tertentu yang merasakan keuntungan dari peningkatan konektivitas ini, sementara daerah lain hanya menjadi penonton.

“Kita tidak dalam posisi mendiskreditkan daerah lain, tetapi kita harus berpikir strategis. Wilayah seperti Sulawesi pun memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, apalagi di masa depan ketika permintaan semakin meningkat. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan kapasitas produksi pangan kita sendiri dan berperan aktif dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tambahnya.

Selain faktor ekonomi dan distribusi, Sutami menyoroti ancaman krisis pangan yang mungkin terjadi di masa depan. Ia menegaskan bahwa daerah dengan lahan pangan yang luas akan memiliki posisi strategis dan daya saing lebih tinggi dalam menghadapi situasi darurat. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendorong kebijakan ini agar benar-benar berjalan sesuai harapan.

“Dengan adanya kesiapan infrastruktur, distribusi pangan yang efisien, serta konektivitas yang kuat, kita bisa menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memastikan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” pungkasnya. (Irfan/Rdk).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *