TANJUNG REDEB, HARAPANPOST.COM – Kelurahan Rinding hingga kini belum memiliki Sekolah Menengah Pertama (SMP), sehingga para pelajar di wilayah tersebut harus menempuh jarak cukup jauh untuk bersekolah. Anggota DPRD Berau, Arman Nofriansyah, menyoroti kondisi ini dan mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah strategis dalam penyediaan fasilitas pendidikan.
“SMP terdekat hanya ada di Kelurahan Teluk Bayur, itu pun dengan keterbatasan ruang kelas. Padahal, jumlah penduduk di Rinding cukup besar, tentu kebutuhan sekolah semakin mendesak,” ujar Arman, Senin (04/03/2025).
Ia menegaskan bahwa keberadaan SMP di Rinding akan sangat membantu masyarakat, terutama mereka yang kesulitan dalam hal transportasi.
“Tidak semua orang tua memiliki kendaraan untuk mengantar anak-anaknya. Ini harus menjadi perhatian serius agar akses pendidikan lebih merata,” tambahnya.
Meski belum ada jadwal reses resmi, Arman mengaku kerap turun langsung ke lapangan dan menerima banyak keluhan dari warga terkait minimnya fasilitas pendidikan di wilayah tersebut. Ia menyoroti bahwa Kelurahan Rinding berada sangat dekat dengan pusat pemerintahan, sehingga seharusnya tidak boleh luput dari perhatian.
“Jangan sampai wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan justru tertinggal dalam hal pendidikan. Ini harus segera diatasi,” tegasnya.
Arman juga mengingatkan bahwa anggaran pendidikan dalam APBD telah ditetapkan sebesar 20 persen, sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ia berharap pemerintah daerah dapat memprioritaskan pembangunan sekolah di Rinding sebagai bagian dari kewajiban dalam alokasi anggaran pendidikan.
“Pemerintah harus lebih peka terhadap kebutuhan mendesak masyarakat, terutama dalam sektor pendidikan. Saya akan terus mendorong agar persoalan ini bisa segera ditindaklanjuti dengan langkah konkret,” tegasnya.
Arman menambahkan, selain pembangunan sekolah baru, pemerintah daerah juga perlu mempertimbangkan berbagai solusi jangka pendek, seperti penyediaan transportasi bagi siswa atau pembangunan kelas jauh sebagai alternatif sebelum sekolah permanen didirikan.
“Sambil menunggu pembangunan SMP baru, pemerintah bisa mempertimbangkan opsi lain, seperti menyediakan bus sekolah atau membuka kelas jauh di wilayah Rinding. Yang terpenting adalah memastikan anak-anak di sana tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak tanpa harus menempuh perjalanan jauh,” jelasnya.
Ia berharap aspirasi masyarakat ini mendapat perhatian serius dari pihak terkait, mengingat pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi kemajuan daerah.
“Saya akan terus mengawal aspirasi ini hingga ada langkah nyata dari pemerintah. Jangan sampai anak-anak kita kesulitan mendapatkan akses pendidikan hanya karena keterbatasan fasilitas,” pungkasnya. (Nur/Adv)